Laporan reporter Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Petrokimia Gresik berhasil mempertahankan Proper Emas yang merupakan penghargaan tertinggi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI dalam pengelolaan lingkungan.
Penghargaan diserahkan langsung oleh Wakil Presiden (Wakil Presiden) Republik Indonesia, KH. Ma’ruf Amin kepada Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo disaksikan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI, Siti Nurbaya di Jakarta, baru-baru ini.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam laporannya menyebutkan terdapat 51 perusahaan dengan Proper Rating Emas, 170 perusahaan dengan predikat Hijau, 2.031 perusahaan dengan predikat Biru, 887 perusahaan dengan predikat Merah, 2 perusahaan dengan predikat Hitam. , dan 59 perusahaan belum bisa diumumkan karena sedang diproses di Direktorat Jenderal Hukum dan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan sudah tidak beroperasi.
Evaluasi dilakukan oleh Dewan Pertimbangan PROPER yang tidak memihak, independen dan terdiri dari akademisi dan tokoh masyarakat.
Baca juga: Raih Berbagai Penghargaan 2022, KLHK Menuju 2023 Siap Tingkatkan Kualitas Pelayanan Publik
“Variabel evaluasi terus berkembang dari waktu ke waktu yang ditentukan dan disusun secara konseptual,” ujar Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Dwi Satriyo mengatakan, Petrokimia Gresik menyadari lingkungan merupakan instrumen penting bagi perusahaan untuk meningkatkan daya saing, apalagi saat ini Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia bersaing untuk menjadi pemimpin pasar internasional.
Untuk itu, perusahaan terus meningkatkan kualitas pengelolaan lingkungan setiap tahunnya yang kini telah menjadi isu global.
“Perolehan Proper Emas juga menjadi bukti bahwa Petrokimia Gresik berupaya mengkoordinasikan pengembangan usaha dengan kelestarian lingkungan, sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat. Tahun ini merupakan tahun kedua kami menerima Proper Emas,” ujar Dwi Satriyo.
Sesuai dengan arahan Wakil Presiden dalam pemberian penghargaan, Proper mendorong setiap kegiatan usaha tidak hanya mematuhi peraturan lingkungan, tetapi menjadi landasan praktik bisnis berkelanjutan dengan menerapkan prinsip ekonomi hijau. Kriteria penilaian yang benar semakin kompleks setiap tahunnya sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan zaman.
Tahun ini evaluasi meliputi life cycle assessment (LCA) dan implementasi inovasi sosial yang masuk kriteria evaluasi lebih dari yang dipersyaratkan oleh regulasi atau out of compliance. Dalam kaitan ini, Petrokimia Gresik memiliki inovasi Integrated Farming Environment (Literasi) yang merupakan salah satu inovasi sosial bagi Petrokimia Gresik.
“Program Literasi Petrokimia Gresik di Lamongan berawal dari permasalahan lingkungan dari sektor pertanian dan peternakan di masyarakat, kini mampu menjadi solusi komprehensif yang menginspirasi dan dapat bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.
Baca Juga: Holding Farmasi Ini Pantas Raih Emas Untuk Ketujuh Kalinya
Melalui Literasi, penghematan limbah ternak, produk media tanam, serta kemudahan membayar premi Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS) yang dapat melindungi usaha peternakan dan Asuransi Usaha Peternakan Jagung (AUTJ). Dimana limbah ternak dan limbah pertanian jagung yang disimpan di Bank Literasi ditukar dengan rupiah yang dapat digunakan untuk membayar premi asuransi.
Sedangkan hasil penyimpanan limbah ternak itu sendiri digunakan sebagai bahan baku media tanam/kompos yang digunakan untuk penanaman tanaman hortikultura. Selanjutnya hasil dari tanaman hortikultura diolah menjadi jamu dan produk catering yang dapat langsung dijual ke konsumen.
Dengan adanya program Literasi, anggota menganggap beternak sapi bukan lagi pekerjaan sampingan. Sehingga mereka lebih fokus mengembangkan usaha ini untuk meningkatkan kesejahteraan.