Reporter Tribunnews.com Reynas Abdila melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan, kementeriannya mengatur posisi tiga maskapai milik negara, untuk mengisi setiap pasar premium, menengah, dan murah di industri penerbangan Tanah Air.
Ketiga maskapai tersebut masing-masing adalah Garuda Indonesia, Pelita Air dan Citilink untuk menghindari praktik monopoli di industri penerbangan.
“Kemarin Garuda Indonesia teriak tiket mahal, sekarang kita punya Pelita Air. Jangan sampai industri penerbangan kita dimonopoli karena pasar kita open market,” kata Erick di Jakarta, Senin (2/1/2023).
Erick mengatakan, ketiga maskapai pelat merah ini hadir untuk melayani semua segmen.
“Karena kemarin Garuda sakit, jadi kita menerbangkan Pelita Air tapi Garuda segmen premium semua, Pelita tidak ada business class, Citilink low cost,” kata Erick.
Pihaknya mengatakan, industri penerbangan yang dioperasikan BUMN untuk memajukan ekosistem bisnis pariwisata.
Namun, ekosistem ini bisa terbentuk jika tidak ada saling curiga antar perusahaan.
Baca juga: Turkish Airlines Dinobatkan sebagai Maskapai Terbaik versi Skytrax World Airline Awards
“Ekosistem itu terjadi ketika semua pemangku kepentingan menempatkan egonya sebagai pusat. Ini yang kami dorong,” tambahnya.
Ia mengatakan, tidak hanya untuk perusahaan negara tetapi ekosistem pariwisata juga melibatkan perusahaan swasta.
Baca juga: Efek Cuaca Ekstrim, Penerbangan di Bandara Ahmad Yani Semarang Tertunda Akibat Hujan Deras
“Yang datang ke bandara butuh taksi. Kita ini BUMN. Kita tidak punya taksi. Seharusnya kita tidak punya. “Kemudian ada yang seperti Gojek, Grab, itu ekosistemnya. Ini yang kita dorong,” lanjutnya.