Reporter Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Eskalasi perang dingin di kawasan Asia Tenggara mendorong Jepang membangun sistem pertahanan di negaranya dengan membeli puluhan rudal yang mampu menghancurkan musuh.
Dengan mengeluarkan dana senilai US$320 miliar atau Rp4,9 triliun, Jepang mulai meningkatkan kemampuan militernya untuk menghadapi ancaman militer China dan Korea Utara yang akhir-akhir ini sering melakukan uji coba nuklir.
“Langkah-langkah baru itu mencakup ketentuan yang akan memungkinkan Jepang memiliki ‘kemampuan serangan balik’ serta kemampuan untuk secara langsung menyerang wilayah negara lain dalam keadaan darurat dan dalam keadaan tertentu,” kata Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida.
Baca juga: Taiwan Siap Perkuat Kerja Sama di Bidang Keamanan dengan Jepang
Dana triliunan ini disalurkan setelah pemerintah pusat menyetujui tiga dokumen keamanan, yakni Strategi Keamanan Nasional (NSS), Strategi Pertahanan Nasional, dan Rencana Pengembangan Kekuatan Pertahanan.
Melalui pendanaan ini, Jepang tidak hanya akan membeli rudal bertenaga bom nuklir, tetapi juga dapat menimbun suku cadang dan amunisi lainnya, serta memperluas kapasitas transportasi yang dapat mendukung kemampuan perang di tengah meningkatnya ketegangan di seluruh negeri.
Dengan fasilitas baru tersebut, pemerintah Jepang memperkirakan kekuatan militer negaranya bisa melampaui kemampuan perangnya saat Perang Dunia II.
“Ini adalah arah baru bagi Jepang. Jika diterapkan dengan benar, Pasukan Bela Diri akan menjadi kekuatan kelas dunia yang benar-benar efektif,” kata Yoji Koda, mantan laksamana Pasukan Bela Diri Maritim, yang memimpin armada Jepang sejak 2008.
Berencana untuk meningkatkan sistem pertahanan militer Jepang, pemerintah AS akan mendukung ekspansi tersebut dan berjanji untuk mempertahankan wilayah Jepang dari serangan musuh.
AS dilaporkan bekerja dengan beberapa instalasi militer terbesarnya di Jepang, termasuk Pangkalan Angkatan Laut Yokosuka.
Baca juga: Pentagon Teken Kesepakatan Senilai 1,2 Miliar Dolar AS untuk Sistem Pertahanan Udara Ukraina
“Kami mendukung keputusan Jepang untuk memperoleh kemampuan baru yang memperkuat pencegahan regional, termasuk kemampuan serangan balik,” kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin.
Bahkan, untuk meningkatkan sistem pertahanan yang lebih luas, Jepang bekerja sama dengan Taiwan. Kerja sama ini digelar agar keduanya bisa menangkis ancaman yang bisa mengganggu tatanan internasional di kawasan Asia Tenggara, seperti dilansir Reuters.